Pelatihan Pemaafan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Wanita Korban KDRT

Penulis

  • Husna Pravita Amalia Program Studi Magister Sains Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia
  • Tri Setyowati Program Studi Magister Sains Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia
  • Aris Purwanto Program Studi Magister Sains Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia
  • Indojacmiko Indojacmiko Program Studi Magister Sains Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia
  • Sri Lestari Program Studi Magister Sains Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.52436/1.jpmi.437

Kata Kunci:

Pelatihan Pemaafan, subjective wel being, Wanita korban KDRT

Abstrak

Kasus Kekerasan dalam rumah tangga di Kota Surakarta mengalami peningkatan selama pandemi Covid-19 Peningkatan kasus tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya stres dan ketakutan selama proses melewati masa pandemi. Kondisi mengalami KDRT berdampak pada menurunnya kesejahteraan korban yang mengalaminya. Pelatihan pemaafan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan subjektif korban KDRT. Sebanyak lima orang korban KDRT mengikuti pelatihan pemaafan. Metode yang digunakan adalah metode pelatihan aktif dengan experiential learning melalui diskusi, mental imagery, studi kasus, relaksasi dan ice breaking yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai rerata skor tingkat kesejahteraan subjektif sebelum pelatihan sebesar 50,20 dan sesudah pelatihan sebesar 75,80 sehingga terdapat peningkatan sebesar 25,6 dengan nilai signifikansi (Sig.2-tailed) sebesar 0,005 (p<0,05), dan nilai t = -5,716. Hasil tersebut menjelaskan bahwa pelatihan pemaafan berpengaruh positif terhadap tingkat subjective well being wanita korban KDRT.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (Covid-19). 2020.

R. Nasruddin and I. Haq, “Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah,” SALAM J. Sos. dan Budaya Syar-i, vol. 7, no. 7, 2020, doi: 10.15408/sjsbs.v7i7.15569.

T. V. Radhitya, N. Nurwati, and M. Irfan, “Dampak Pandemi Covid 19,” J. Kolaborasi Resolusi Konflik, vol. 2, no. 2, pp. 111–119, 2020, [Online]. Available: http://jurnal.unpad.ac.id/jkrk/article/view/29119/13926.

K. Perempuan, “Catahu 2021,” J. Chem. Inf. Model., vol. 138, no. 9, pp. 1689–1699, 2021, [Online]. Available: https://komnasperempuan.go.id/uploadedFiles/1466.1614933645.pdf.

S. Latifa, “Tahun 2020 Angka Kekerasan pada Perempuan di Solo Raya Meningkat, KDRT Dominan selama Pandemi,” Tribunnews.com, 2021. https://www.tribunnews.com/regional/2021/03/10/tahun-2020-angka-kekerasan-pada-perempuan-di-solo-raya-meningkat-kdrt-dominan-selama-pandemi (accessed Oct. 09, 2021).

A. Baihaqi, “Gawat, Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan di Solo Meningkat,” Solopos.com, 2020. https://www.solopos.com/gawat-kekerasan-terhadap-anak-dan-perempuan-di-solo-meningkat-1040842 (accessed Oct. 10, 2021).

S. Susiana, “Kekerasan Dalam Rumah Tangga Pada Masa Pandemi Covid-19,” Pus. Penelit. Badan Keahlian DPR RI, vol. XII, no. 24, pp. 13–18, 2020, [Online]. Available: http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info Singkat-XII-24-II-P3DI-Desember-2020-177.pdf.

D. E. Nugraheny, “Komnas Perempuan: KDRT Meningkat Selama Pandemi Covid-19, Mayoritas Korban Bungkam,” Kompas.com, 2020. https://nasional.kompas.com/read/2020/06/03/21392401/komnas-perempuan-kdrt-meningkat-selama-pandemi-covid-19-mayoritas-korban?page=all (accessed Apr. 18, 2021).

P. Hasudungan and R. A. F. Al Husna, “Work from home dan peningkatan jumlah kekerasan terhadap perempuan,” Paradig. Jurna Multidisipliner Mhs. Pascasarj., vol. 1, no. 1, pp. 46–54, 2020.

C. Pattiradjawane, S. Wijono, and J. D. Engel, “Uncovering Violence Occurring in Dating Relationsip: An Early Study Of Forgiveness Approach,” Psikodimensia, vol. 18, no. 1, p. 9, 2019, doi: 10.24167/psidim.v18i1.1700.

M. Maisah and Yenti, “Dampak Psikologis Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kota Jambi,” ESENSIA J. Ilmu-Ilmu Ushuluddin, vol. 17, no. 2, p. 265, 2016, doi: 10.14421/esensia.v17i2.1292.

A. Fitriasri and M. N. R. Hadjam, “Subjective Well-Being Ditinjau Dari Forgiveness Dan Proactive Coping Pada Ibu Tunggal Karena Perceraian Yang Bekerja Sebagai PNS,” J. Spirits, vol. 9, no. 1, p. 24, 2019, doi: 10.30738/spirits.v9i1.6341.

S. R. Freedman and R. D. Enright, “Forgiveness as an intervention goal with incest survivors,” J. Consult. Clin. Psychol., vol. 64, no. 5, pp. 983–992, 1996, doi: 10.1037/0022-006X.64.5.983.

M. E. McCullough, R. A. Emmons, and J. A. Tsang, “The grateful disposition: A conceptual and empirical topography,” J. Pers. Soc. Psychol., vol. 82, no. 1, pp. 112–127, 2002, doi: 10.1037/0022-3514.82.1.112.

F. Nashori, Psikologi Sosial Islami. Jakarta: PT Refika Aditama, 2008.

K. Martha and N. M. T. Kurniati, “Efektivitas Terapi Pemaafan Dengan Model Proses Dari Enright Untuk Membantu Remaja Korban Perceraian Dalam Memaafkan Orang Tua,” J. Psikol., vol. 11, no. 1, pp. 10–24, 2018, doi: 10.35760/psi.2018.v11i1.2070.

I. Warsah, “Forgiveness viewed from positive psychology and Islam,” Islam. Guid. Couns. J., vol. 3, no. 2, pp. 108–121, 2020, doi: 10.25217/igcj.v3i2.878.

D. Asnawati, “Hubungan antara Pemaafan dengan Happiness pada Korban KDRT,” J. Dakwah dan Komun. Islam, vol. 3, no. 1, 2017.

A. B. Santoso, “Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Terhadap Perempuan: Perspektif Pekerjaan Sosial,” Komunitas, vol. 10, no. 1, pp. 39–57, 2019, doi: 10.20414/komunitas.v10i1.1072.

H. Nisa, “Gambaran Bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga yang dialami Perempuan Penyintas,” Gend. Equal. Int. J. Child Gend. Stud., vol. 1, no. 2, p. 27, 2018.

C. N. Setiawan, S. K. L. Bhima, and T. Dhanardhono, “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kejadian,” J. Kedokt. Diponegoro, vol. 7, no. 1, pp. 127–139, 2018.

A. I. Sakina and D. H. Siti, “Menyoroti Budaya Patriarki Di Indonesia,” Share Soc. Work J., vol. 7, no. 1, p. 71, 2017, doi: 10.24198/share.v7i1.13820.

M. Ramadani and F. Yuliani, “Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kdrt) Sebagai Salah Satu Isu Kesehatan Masyarakat Secara Global,” J. Kesehat. Masy. Andalas, vol. 9, no. 2, p. 80, 2017, doi: 10.24893/jkma.9.2.80-87.2015.

A. Afdal, P. F. Sari, M. Fikri, I. Ifdil, and Z. Ardi, “Why Victims of Domestic Violence Still Survive Their Marriage? Preliminary Analysis of Forgiveness Dynamics Conditions,” Int. J. Res. Couns. Educ., vol. 3, no. 2, p. 125, 2019, doi: 10.24036/00191za0002.

D. P. Indraswari, “Subjective Well-Being Ditinjau dari Kualitas Perkawinan pada Pasangan Suami Istri di Daerah Istimewa Yogyakarta,” J. Mhs. Psikologi, vol. 1, no. 2, pp. 159–167, 2019.

S. Suwartini and Casmini, “Subjective Well Being Dalam Perspektif Istri,” Marwah J. Perempuan, Agama dan Jender, vol. 18, no. 1, pp. 67–86, 2019.

A. Juniarly and N. R. Hadjam, “Peran koping religius dan kesejahteraan subjektif terhadap stres pada anggota bintara polisi di polres kebumen,” J. Fak. Huk. UII, vol. 17, no. 1, pp. 5–16, 2012

##submission.downloads##

Diterbitkan

2022-02-24

Cara Mengutip

Pravita Amalia, H. ., Setyowati, T. ., Purwanto, A., Indojacmiko, I., & Lestari, S. (2022). Pelatihan Pemaafan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Wanita Korban KDRT. Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia, 2(1), 45-51. https://doi.org/10.52436/1.jpmi.437