Pendampingan Kader dan Ibu Baduta Dalam Praktik Pemberian MPASI
DOI:
https://doi.org/10.52436/1.jpmi.2407Kata Kunci:
Ibu Baduta, MPASI, Pendampingan, Tumbuh Kembang AnakAbstrak
Tumbuh kembang yang optimal pada anak tergantung pada pemberian gizi dengan kualitas dan kuantitas yang benar dimulai sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). WHO juga memberikan dukungan upaya promosi dan pendidikan yang adekuat mengenai MP-ASI sebagai salah satu tindakan yang efektif untuk mencegah penyebab yang beragam dalam terjadinya gizi kurang. Oleh karena itu dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II mengenai Pendampingan Kader dan Ibu Baduta dalam Praktik Pemberian MPASI di Posyandu RW 04 Kelurahan Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan, Tahun 2023. Kegiatan pelatihan diawali dengan pemberian materi secara lengkap secara offline dengan jumlah kader sebanyak 10 orang di hari pertama. Setelah kader mengikuti pelatihan, terlihat adanya peningkatan rerata nilai pengetahuan yang diukur melalui hasil pretest dan posttest sebanyak 8,8 poin. Saat kader memberikan konseling secara langsung pada ibu baduta dan dalam mendemokan persiapan MPASI, kader sudah melakukan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan konseling. Berdasarkan nilai pengetahuan yang benar, gambaran pengetahuan ibu baduta tentang MPASI menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai respon aktif pemberian MPASI pada bayi, jumlah dan frekuensi yang tepat menunjukkan nilai rendah. Berdasarkan tindakan ibu dalam memberikan MPASI, masih ada beberapa tindakan yang keliru dilakukan oleh ibu baduta, contohnya masih terdapat ibu baduta yang memberikan MPASI dini (sebelum 6 bulan), frekuensi, dan tekstur yang keliru. Perlu pendampingan pada kader posyandu secara intensif sehingga semakin sering memberikan konseling dengan baik dan perlu pelatihan tambahan kepada ibu baduta mengenai pengetahuan tentang MPASI supaya tidak terdapat kekeliruan mengenai pemberian MPASI yang tepat.
Unduhan
Referensi
Depkes. “Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Lokal”, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2006.
Kementerian Kesehatan RI. “Laporan Nasional Riskesdas 2018,” Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, p. 674, 2018. Available at http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
Kementerian Kesehatan RI. “Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022,” Kementerian Kesehatan RI, pp 1-7, 2022.
Kementerian Kesehatan RI. “Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, 2018.
S. T. Fujianti, D. M. D. Herawati, F. A. Kadi, “Malnourished Under-Five Children Feeding Practices in Cipacing Village 2012”, Althea Med J, vol. 2, no. 1, pp. 73-7, 2015.
A. S. Retno, et al, “Pengaruh Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak terhadap Pengetahuan, Keterampilan, dan Motivasi Bidan Desa”, Jurnal DIKESA, pp 1-20, 2013.
Chandradewi, dkk, “Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Pola Pemberian MP-ASI, Berat Badan, Status Gizi Anak Usia 6-24 bulan di Kelurahan Selagalas Kota Mataram”, Jurnal Kesehatan Prima, Vol. 6 No. 1, pp 849-859, 2012.