Peningkatan Pemberdayaan UPTD Puskesmas Kertasemaya Dalam Hal Asesmen Kejiwaan Melalui Aplikasi Asesmen Kejiwaan Berbasis Mobile
DOI:
https://doi.org/10.52436/1.jpmi.1967Kata Kunci:
Aplikasi asesmen kejiwaan, kuisioner kejiwaan, asesmen kejiwaan mandiriAbstrak
Sebagai satu-satunya Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di kabupten Indramayu yang memiliki Poli Jiwa, Puskesmas Kertasemaya menjadi percontohan bagi Puskesmas lain di Indramayu untuk bisa menjadi fasilitas kesehatan (Faskes) tingkat pertama yang dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Saat ini poli jiwa di Puskesmas Kertasemaya memberikan pelayanan asesmen dini kesehatan jiwa bagi masyarakat yang membutuhkan. Layanan asesmen dilakukan dengan cara mewawancarai pasien menggunakan instrumen kuisioner Strength Difficulties Questionaire (SDQ) dan Self Reporting Questionaire (SRQ) secara langsung. Akan tetapi pertemuan fisik secara langsung ini dapat membuat pasien merasa tidak nyaman karena ada kesan bahwa orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) memiliki stigma yang kurang baik bagi personalitinya apalagi dapat diketahui oleh orang lain dalam hal ini pewawancara. Oleh karena itu, sebuah pendekatan asesmen secara tidak langsung (non-tatap muka) perlu dibuat untuk mengatasi masalah ketidaknyamanan tersebut. Pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini, kami mengusulkan sebuah aplikasi asesmen gangguan kejiwaan berbasis mobile menggunakan Android. Algoritma dibuat dengan cara mengimplementasikan konsep struktur keputusan untuk menentukan hasil diagnosis asesmen sesuai dengan instrumen yang digunakan baik SDQ maupun SRQ. Secara teknis, pertanyaan-pertanyaan SDQ dan SRQ disimpan dalam sebuah List/Array dan diberikan nilai bobot untuk setiap pilihan jawaban yang ada atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Nilai bobot kemudian dikumulasikan untuk mendapatkan skor akhir atas jawaban yang diisi oleh pengguna/pasien. Skor akhir tersebut kemudian digunakan untuk mengklasifikasikan hasil diagnosis atas asesmen yang dilakukan oleh pengguna/pasien. Tujuan dari pengembangan aplikasi ini adalah untuk menjaga privasi pasien dan mempermudah dan mempercepat petugas poli jiwa dalam melakukan asesmen kejiwaan. Hasil dari kegiatan PKM ini adalah kemudahan petugas poli jiwa dalam melakukan asesmen kejiwaan dan merekap hasil asesmen ke dalam database.
Unduhan
Referensi
F. Nuraeni, R. E. G. Rahayu, and M. R. Renaldi, “Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kejiwaan Berbasis Web Menggunakan Forward Chaining dan Certainty Factor,” J. Algoritm., vol. 19, no. 2, pp. 620–629, 2022.
M. Marhalim, A. Andilala, T. D. Putra, and N. Adiansa, “Implementasi Certainty Factor dalam Diagnosa Penyakit Kejiwaan,” J. Technopreneursh. Inf. Syst., vol. 4, no. 3, pp. 42–49, 2021.
M. F. Satrianegara, “Organisasi dan manajemen pelayanan kesehatan,” 2019.
S. Suhaimi, “Gangguan Jiwa dalam Perspektif Kesehatan Mental Islam,” An-Nida’, vol. 40, no. 1, pp. 23–30, 2016.
A. Muhlisin and A. Pratiwi, “Model pelayanan kesehatan berbasis partisipasi masyarakat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa pada masyarakat setempat,” 2015.
S. Aprilla, M. T. Furqon, and M. A. Fauzi, “Klasifikasi Penyakit Skizofrenia dan Episode Depresi Pada Gangguan Kejiwaan Dengan Menggunakan Metode Support Vector Machine (SVM),” J. Pengemb. Teknol. Inf. Dan Ilmu Komput., vol. 2, no. 11, pp. 5611–5618, 2018.
M. Andini, D. Aprilia, and P. P. Distina, “Kontribusi Psikoterapi Islam bagi Kesehatan Mental,” Psychosophia J. Psychol. Relig. Humanit., vol. 3, no. 2, pp. 165–187, 2021.
I. O. Trisnawati, “KARAKTERISTIK NILAI THE STRENGTH AND DIFFICULTIES QUESTIONNAIRE UNTUK SKRINING KESEHATAN MENTAL PADA ANAK DIDIK BARU DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK DI JAKARTA, INDONESIA: STUDI CROSS-SECTIONAL,” J. Community Ment. Heal. Public Policy, vol. 5, no. 2, pp. 77–82, 2023.
R. Ngapiyem and E. A. P. B. Kurniawan, “Early Detection Integrated Of Community Mental Health In Improving Community Response In One Of The Vilage At Gunungkidul 2020,” J. Heal., vol. 7, no. 1, pp. 21–28, 2020.