Edukasi Penggunaan Antibiotik secara Tepat sebagai Upaya Melindungi Masyarakat dari Bahaya Resistensi
DOI:
https://doi.org/10.52436/1.jpmi.1081Kata Kunci:
Antibiotik, Dagusibu, pengabdian kepada masyarakatAbstrak
Penggunaan obat yang tidak rasional sudah menjadi masalah dunia, berkisar 50% obat-obatan diresepkan, didistribusikan, dijual dan digunakan pasien secara tidak tepat. Penggunaan obat yang tidak rasional menjadi fokus perhatian adalah penggunaan antibiotik yang tidak sesuai baik dari jenis obat, dosis, lama pemberian dan penggunaan yang berlebihan pada penyakit non infeksi bakteri. Kondisi ini memicu terjadinya resistensi terhadap antibiotik. Masyarakat banyak menggunakan antibiotik untuk mengatasi penyakit non infeksi seperti batuk, flu, demam tanpa resep dokter dan dijual bebas pada beberapa fasilitas kesehatan yang tidak paham tentang regulasi di Indonesia. Tujuan kegiatan ini memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya penggunaan antibotik yang tidak tepat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan pemutaran video DAGUSIBU penggunaan antibiotik. Pengukuran keberhasilan kegiatan dilakukan dengan memberikan pretest dan postets kepada masyarakat peserta kegiatan. Perhitungan persentasi total masyarakat yang dapat menjawab soal dengan tepat. Dari hasil pengolahan data, diketahui bahwa terjadi peningkatan pemahaman dan pengetahuan masyarakat terkait resistensi antibiotik setelah diberikan penyuluhan.
Unduhan
Referensi
W. H. Organization, "Antibiotic Resistance: Multi-Country Public Awareness Survey", World Heatlh Organization, pp. 1–51, 2015. https://apps.who.int/iris/handle/10665/194460
R. Sinto, “Peran Penting Pengendalian Resistensi Antibiotik pada Pandemi Covid-19,” J. Penyakit Dalam Indones., vol. 7, no. 4, pp. 194–195, 2020. doi:10.7454/jpdi.v7i4.533
C. J. Murray et al., “Global burden of bacterial antimicrobial resistance in 2019: a systematic analysis,” Lancet, vol. 399, pp. 629–655, 2022, doi: 10.1016/S0140-6736(21)02724-0.
R. S. Handayani, S. Siahaan, and M. J. Herman, “Antimicrobial Resistance and Its Control Policy Implementation in Hospital in Indonesia,” J. Penelit. dan Pengemb. Pelayanan Kesehat., vol. 1, no. 2, pp. 131–140, 2017, doi: 10.22435/jpppk.v1i2.537.
Yuwono, “Pandemi Resistensi Antimikroba: Belajar dari MRSA,” J. Kedokt. dan Kesehat., vol. 1, no. 42, pp. 2837–2850, 2010. https://repository.unsri.ac.id/11145/1/JKK_2011.pdf
K. Istasaputri, E. Sutedja, O. Suwarsa, and S. Sudigdoadi, “Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus in Atopic Dermatitis Patients and Its Sensitivity to Mupirocin Compared to Gentamycin,” Maj. Kedokt. Bandung, vol. 45, no. 1, pp. 35–43, 2013. https://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/mkb/article/view/203
A. Wardhana, R. Djan, and Z. Halim, “Bacterial and Antimicrobial Susceptibility Profile and the Prevalence of Sepsis Among Burn Patients at the Burn Unit of Cipto Mangunkusumo Hospital,” Ann. Burns Fire Disasters, vol. XXX, no. 2, pp. 107–115, 2017, [Online]. Available: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29021722/.