Kesehatan Mental Orang Tua Bekerja dan Dampak terhadap Komunikasi pada Anak Usia Dini
DOI:
https://doi.org/10.52436/1.jpmi.1303Kata Kunci:
Anak, Bekerja, Kesehatan Mental, Komunikasi, Orang TuaAbstrak
Peran orang tua yaitu bekerja dan menjadi orang tua. Ketika dirumah yang dilakukan adalah mengurus anak, mengurus keadaan rumah, dan lainnya. Komunikasi dengan anak menjadi rutinitas yang dilakukan oleh para orang tua. Beban pekerjaan yang dialami orang tua memperparah tingkat kesehatan mental orang tua. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan mental bagi orang tua yang bekerja dan dampak komunikasi kepada anak usia dini. Subjek pengabdian ini adalah orang tua yang memiliki anak yang bersekolah di taman kanak-kanak. Seluruh sasaran yang berjumlah 34 orang tua. Analisis dalam pengabdian ini adalah analisis univariat untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti. Hasil pengabdian ini menyatakan bahwa sebanyak 70,6% kesehatan mental orang tua yang bekerja, dapat memepengaruhi kondisi keluarga dan pola asuh anak. Sebanyak 82,4% menyatakan tekanan di lingkungan pekerjaan dan rumah bisa menjadi pemicu stress. Sebagian besar subjek memiliki kesehatan mental yang tidak baik (64,7%). Parenting stress timbul ketika orang tua mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan menjadi orang tua dan hal tersebut mempengaruhi perilaku, kesejahteraan, dan penyesuaian diri pada anak. Untuk membantu meminimalisir terjadinya stress dengan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan keterampilan regulasi emosi dan adanya dukungan sosial.
Unduhan
Referensi
B. Kind, Doing What Matters in Times of Stress: An Illustrated Guide.
Kemenkes RI, “Laporan Riskesdas 2018 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,” Laporan Nasional Riskesdas 2018, vol. 53, no. 9. pp. 154–165, 2018.
U. D. Negara and R. Indonesia, “UU RI No. 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa,” no. 1, 2014.
M. Goodyear et al., “Standards of practice for the adult mental health workforce: Meeting the needs of families where a parent has a mental illness,” pp. 169–180, 2015, doi: 10.1111/inm.12120.
S. Guide, “Research reviews on prevalence, detection and interventions in parental mental health and child welfare: summary report,” no. July, 2009.
D. Maybery and A. E. Reupert, “The number of parents who are patients attending adult psychiatric services.,” Curr Opin Psychiatry, vol. 31, no. 4, pp. 358–362, Jul. 2018, doi: 10.1097/YCO.0000000000000427.
D. N. Perera and L. Short, “It ’ s Not That Straightforward”: When Family Support Is Challenging for Mothers Living With Mental Illness,” vol. 37, no. 3, pp. 170–175, 2014.
A. E. Reupert, D. J Maybery, and N. M. Kowalenko, “Children whose parents have a mental illness: prevalence, need and treatment.,” Med J Aust, vol. 199, no. 3 Suppl, pp. S7-9, Aug. 2013, doi: 10.5694/mja11.11200.
M. U. Tricahyadinata I, “Pengaruh Konflik Peran Ganda Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Wanita Pada Swalayan Era Mart 5000 Di Samarinda,” 2017.
A. Maharrani, “Ibu Bekerja 40 persen lebih stres,” 2019.
D. A. Akbar, “Konflik peran ganda karyawan wanita dan stres kerja,” Jurnal Kajian Gender dan Anak, vol. 2, pp. 33–48, 2017.
S. Lestari, Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga, 5th ed. Jakarta: Prenadamedia Group, 2018.
R. A. Gross, J. J., & Thompson, Emotion Regulation: Conceptual Foundations. In J. J. Gross (Ed.), Handbook of Emotion Regulation. New York: Guilford Press, 2007.
W. Harlinda, “Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Hardiness dengan Stres Pengasuhan pada Ibu yang Memiliki Anak Autis,” Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2018.
I. F. Purnomo, J. C., & Kristiana, “Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami dengan Stres Pengasuhan Istri yang Memiliki Anak Retardasi Mental Ringan dan Sedang,” Jurnal Empati, vol. 3, no. 5, pp. 507–512, 2016.