Pengabdian Masyarakat Berbasis Community Empower Training di Wangi-Wangi Selatan, Wakatobi

Penulis

  • Hariza Afia Aktaviani Universitas Muhammadiyah Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.52436/1.jpmi.603

Kata Kunci:

Social Mapping, Suku Bajo, Wakatobi

Abstrak

Wakatobi merupakan 10 bali baru Indonesia, desa Mola Nelayan Bhakti secara administratif masukke Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Desa Mola Nelayan Bhakti ini masih di dominasi oleh Suku Bajo yang banyak menggantungkan aktivitasnya kepada aspek bahari dengan pekerjaanya sebagi nelayan. Meski terletak di di Wakatobi yang merupakan 10 Bali Baru Indonesia, permasalahan kesehatan, lingkungan, pendiikan dan ekowisata tidak lantas rampung begitu saja. Di Desa ini masih terdapat permasalahan di bidang kesehatan seperti usus buntu, radang, asma maupun diabetes. Permasalahan sampah, plank dan kurangnya tempat sampah juga menjadi catatan di bidang lingkungan. Disamping itu ada potensi berupa Taman Baca Masyarakat, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Atas, TPA, UMKM dan Jembatan Pelangi yang menjadi poteni Desa ini dan bisa lebih dioptimalkan lagi. Maka diadakan pengabdian masyarakat menggunakan metode social mapping dengan tujuan memberdayakan masyarakat melalui sinergi antara Pemuda Pemudi Indonesia, masyarakat dan Pemerintah Daerah dengan hasil penambahan buku di Taman Baca, pengolahan sampah, pembuatan plank sampah dan petunjuk jalan, general chek up, bazar.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

T. Rachman, ??No Title No Title No Title. Angewandte Chemie International Edition, vol. 6, no. 11, pp. 951–952., 10–27, 2018

WWF-Indonesia, "Laporan Akhir Rencana Pengelolaan Pariwisata Wakatobi," Kkp, 1–188, 2013. http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/finish/76-5-1-wakatobi/749-rencana-pengelolaan-pariwisata-wakatobi

##submission.downloads##

Diterbitkan

2022-06-30

Cara Mengutip

Aktaviani, H. A. (2022). Pengabdian Masyarakat Berbasis Community Empower Training di Wangi-Wangi Selatan, Wakatobi. Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia, 2(3), 325-328. https://doi.org/10.52436/1.jpmi.603